Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Air
Gegas
Oleh :
RIKI BASTIAR
MAHDI TABAH
SYAIPUL HUDA
MUKTI
Kata Pengantar
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan Kliping yang berjudul Penyimpangan Sosial ini.
Kliping ini
disusun berdasarkan materi yang didapat dari guru pembimbing mata pelajaran.
Diharapkan Kliping Penyimpangan Sosial ini mampu memberikan manfaat dan
kegunaan serta memudahkan proses belajar mengajar siswa dan siswi SMP N 3
Airgegas Bangka Selatan.
Tidak lupa
kami berterima kasih pada seluruh sumber data dan info yang memudahkan kami
untuk membuat kliping ini. Diharapkan kepada seluruh sumber ataupun referensi
mampu mentoleril kesalahan penulisan oleh penulis.
Akhirnya, kami
sangat berharap kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan kliping
ini dikemudian hari. Semoga kliping ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Koba,
2 Oktober 2011
Penulis
Daftar Isi
Halaman Awal.............................................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................................................. 2
Daftar Isi...................................................................................................................................... 3
Latar Belakang.............................................................................................................................. 4
Arti Definisi / Pengertian Penyimpangan
Sosial (social deviation) .......................................... 5
Macam-Macam / Jenis-Jenis Penyimpangan Bersama-Sama
/ Kolektif (group deviation) ....... 7
Perilaku menyimpang dan sosialisasi tidak sempurna
............................................................ 8
Sifat
dan Macam Perilaku Menyimpang ............................................................................... 10
Bentuk-Bentuk Penyimpangan............................................................................................. 14
Sifat-Sifat Penyimpangan..................................................................................................... 15
Dampak Perilaku Penyimpangan
Sosial ................................................................................ 16
Upaya Pencegahan Penyimpangan
Sosial.............................................................................. 17
Mengembangkan Sikap Simpati
terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial ................................ 19
Kesimpulan................................................................................................................................ 20
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 20
Latar Belakang Pembuatan KLIPING
Latar belakang pembuatan Kliping ini adalah agar siswa mampu mendefinisikan
jenis suatu penyimpangan. Penyimpangan kerap kali terjadi diera informatika
yang serba canggih, dimana setiap agen sosialisasi sangat berpengaruh kepada
seorang siswa.
Dengan Kliping ini siswa diharap
mampu memilah dan memilih agen sosialisasi yang benar. Dan siswa mampu
bersosialisasi secara terarah. Diharapkan juga guru serta agen sosialisasi lain
ikut serta dalam membimbing siswa agar siswa tidak terjerumus kedalam
penyimpangan social yang negative.
A. Arti Definisi / Pengertian
Penyimpangan Sosial (social deviation)
Masyarakat dalam perilakunya selalu berusaha
agar setiap anggotanya berperilaku sesuai dengan harapannya, namun kita selalu
menjumpai adanya perilaku masyarakat yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat
dikatagorikan perilaku menyimpang.
Penyimpangan bukanlah suatu yang melekat pada
perilaku tertentu melainkan dikarenakan oleh definisi social. Berikut adalah
teori yang menyatakan bahwa penyimpangan adalah perilaku yang didefinisiskan
secara social.
1.
Robert
M. Z. Lawang
Penyimpangan
perilaku adalah semua tindakan yang menyimpang
dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
mereka yang berwenang dalam sitem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
2.
James
W. Van Der Zanden
Perilaku
menyimpang yaitu perilaku yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang tercela dan di luar batas toleransi.
3.
Lemert
Penyimpangan
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan
primer dan penyimpangan sekunder.
Penyimpangan primer adalah suatu bentuk
perilaku menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan
terus-menerus sehingga masih dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar rambu
lalu lintas, buang sampah sembarangan, dll. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak
mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali
seperti merampok, menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, dan lain-lain.
4.
Robert
K. Merton
Merton
menjelaskan behwa setiap individu melakukan tindakan penyimpangan diakibatkan
karena individu yang bersangkutan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Empat
diantara lima tipe adaptasi bersifat/berperilaku menyimpang.
1.
Komformitas (comformity)
Pada perilaku ini individu melakukan cara dan aturan yang
telah ditetapkan oleh masyarakat.
Contoh : Agar seseorang mendapat gelar sarjana maka ia harus
kuliah
2.
Inovasi
(innovation)
Pada perilaku ini ia mengikuti tujuan masyarakat, tetapi ia
melakukan dengan cara yang dilarang masyarakat.
Contoh : Mencontek
3.
Adaptasi
ritualisme (ritualism)
Pada cara ini ia tidak mengikuti tujuan masyarakat, tetapi
ia mengikuti cara masyarakat untuk mencapai hal tersebut.
Contoh : Para pekerja tidak ingin naik jabatan tetepi mereka
tetap menjalani cara untuk naik jabatan, yaitu dengan cara bekerja.
4.
Retreatisme
(retreatism)
Bentuk adaptasi ini seseorang tidak mengikuti cara dan
tujuan masyarakat dan iamenyimpang sepenuhnya dari masyarakat.
Contoh : Pemabuk, orang gila, dll
5.
Pemberontakan
(rebellion)
Dalam bentuk ini seseorang tidak mengakui struktur social
yang ada dan berupaya menciptakan struktur yang baru.
Contoh : Demostrasi tahun 98 yang menyebapkan penuruna
presiden
B. Macam-Macam
/ Jenis-Jenis Penyimpangan Bersama-Sama / Kolektif (group deviation)
P
|
enyimpangan
Kolektif adalah suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok
orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta
tindak kriminalitas lainnya.
Bentuk penyimpangan sosial tersebut dapat dihasilkan dari
adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas
antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak
kenakalan atau kejahatan kelompok.
Bentuk penyimpangan kolektip :
1.
Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu.
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu.
Contoh: penyimpangan
kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di
jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan
mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.
2.
Tawuran
/ Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban.
contoh : tawuran
anak sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan
matraman, dan sebagainya.
3.
Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya.
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya.
Contoh : Perampok,
perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat
curanmor dan lain-lain.
4.
Penyimpangan
Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.
Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal
sekitar sendirian, syarat mas kawin
yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara
resepsi pernikahan, dsb.
C. Perilaku
menyimpang dan sosialisasi tidak sempurna
Setiap
orang adalah agen sosialisasi, maka setiap sesuatu yang ia dapat, ia akan
bagikan kepada orang-orang disekitarnya, terutama individu yang masih belajar.
Seperti halnya seorang guru, ia menjadi agen sosialisasi bagi para muridnya. Ia
mengajarkan budi pekerti dan akhlak mulia, yang ia harap akan merubah siswa-siswanya.
Bagaimana
bila ternyata setiap agen bertentangan tentang caranya :
Kasus : Kasus 1
seorang murid yang dilarang merokok oleh gurunya, tetapi
tidak dilarang oleh lingkungan sekitarnya, malah beberapa orang mendukung ia
merokok. Apakah ia akan memilih gurunya atau orang lain. Sosialisasi oleh
gurunya-pun gagal dan ia menjadi perokok.
Kasus 2
Ada
film yang menjelaskan tentang perkelahian, dimana perelahian adalah jalan
terakhir untuk memenangkan suatu masalah. Ada seorang anak yang melihat hal itu,
tanpa ia cerna, ia langsung menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah benar.
Kasus pertama adalah kasus yang menjelaskan tentang
nilai-nilai sub budaya yang salah, yaitu ketika seseorang melakukan
penyimpangan diakibatkan budaya ia mengikuti budaya yang ada. Jika itu terjadi
secara terus menerus maka akan terjadi kebudayaan menyimpang.
Sub kebudayaan menyimpang
Sub kebudayaan menyimpang Kebudayaan
Menyimpang
Sub kebudayaan menyimpang
Seperti halnya secarik kertas putih,
seorang individu baru adalah seorang yang tidak mengerti apa-apa dan lingkungan
berperan penting membentuk perilaku individu baru itu.
Bagaimana
bila ternyata individu dilahirkan di masyarakat yang menyimpang ?
Hanya ada dua kemungkinan Pertama ia
mengikuti penyimpangan dan yang kedua ia memilih jalan sendiri untuk
menjalalani hidupnya,
Bila kita temui penyimpangan
kebudayaan pada kasus pertama, kita akan menemui penyimpangan sosial akibat
gagalnya sosialisasi, atau biasa disebut Sosialisasi Tidak Sempurna. Sosialisasi
tidak sempurna adalah keadaan dimana terjadi ketidak sepadanan informasi yang
diterima oleh seorang individu.
Biasanya individu akan sangat
condong untuk berperilaku menyimpang dan akan mungkin sekali sang individu
berperilaku pemberontak, dikarenakan ia tidak dapat megikuti perintah setiap
agen sosialisasi.
Dalam kasus lain individu akan
mengambil jalan lain untuk memcahkan suatu masalah yang ia hadapi. Misalnya,
seseorang menjadi pecandu narkoba diakibatkan ia tidak memahami nasihat yang
diberikan oleh orangtuanya atau gurunya diakibatkan ia dipengaruhi teman yang
menjadi pecandu narkoba.
Agen
sosialisasi 1
Mengajarkan
tidak memakai narkoba
|
Individu
|
Individu mengalami pertentangan
dalam dirinya
|
Individu
menyimpang
|
Agen
sosialisasi 2
Mengajarkan
memakai narkoba
|
Skema
Sosialisasi tidak sempurna.
D. Sifat dan Macam Perilaku Menyimpang
A.
Sifat
Dan Perilaku Menyimpang
Penyimpangan social mau tidak mau kerap sekali terjadi,
bahkan peristiwa ini terjadi disekitar kita tanpa kita sadari. Penyimpangan
dapat dikatagorikan dua macam, diantaranya adalah penyimpangan yang bersifat positif
dan penyimpangan yang bersifat negatif.
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang
memiliki dampak positif terhadap system social karena mengandung unsur
inovatif, kreatif dan memperkaya alternative. Penyimpangan ini umumnya dapat
diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman.
Dalam pernyimpangan social negatif, sang pelaku bertindak
kearah nilai-nilai social yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta
mengganggu system social. Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima
oleh masyarakat bobot penyimpangan social dapat diukur menurut kaidah yang
dilanggar.
B.
Macam-Macam
Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang dapat kita golongkan atas perilaku
tindakan criminal atau kejahatan, penyimpangan seksual, penyimpangan dalam
bentu pengedaran dan pemakaian obat terlrang, serta penyimpangan dalam gaya
hidup.
Tindakan Kriminal atau Kejahatan
Tindakan criminal atau kejahatan umumnya dilihat
bertentangan dengan norma hokum, noema social dan norma agama yang berlaku di
masyarakat. Kriminal adalah kejahatan yang tercantu dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP).
Kejahatan ada dua, yaitu kejahatan dengan kekerasan,
pelecehan (pemerkosaan) adalah kejahatan yang disebut sebagai violent offense
(kejahatan disertai kekerasan) dan property offenses (kejahatan yang menyangkut
hak milik orang lain). Namun, para ahli sosiologi membuat klasifikasi berbeda
dengan yang dianut masyarakat. Light, Keller dan Calhoun membedakan tipe
kejahatan menjadi empat, yaitu
A.
Kejahatan
tanpa korban (crime without victim)
Kejahatan ini tidak merugikan orang lain atau tidak
mengakibatkan korban jiwa. Tetapi kejahatan ini merugikan orang lain secara
tidak langsung.
Perjudian.
Karena Dodo ingin
berjudi, maka ia pun mencuri. Walau secara tak langsung perilaku berjudi
menjadi tindak kriminal walau tidak bukan kriminalitas, tetapi perjudian
menyebapkan kriminal
K
Pergaulan bebas
Pergaulan bebas juga merupakan tindak riminal, karena akibat
pergaulan bebas, banyak terjadi tindak kriminalitas
B.
Kejahatan
Teroganisasi
Pelaku kejahatan merupakan komplotan
yang bekesinampungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau
kekuasaan dengan jalan menghindari hukum.
Komplotan korupsi adalah tindak kejahatan yang teroganisir
sehingga kita tidak dapat mengungkap korupsi tersebut
C.
Kejahatan
Kerah Putih
Kejahatan ini merupakan kejahatan yang mengacu pada orang
yang berkedudukan tinggi, orang terpandang dan status penting dalam rangka
perkerjaannya.
Dalam kejahatannya, penjahat kerah
putih biasanya banyak terdapat didalam suatu pemerintahan Negara. Bahkan
terkadang sang penjahat tidak berperan aktif, tetapi sang politisi yang
berperan melakukan kejahatan tersebut
D.
Kejahatan
Korporat
Kejahatan ini mengatas namakan oraganisasi dengan tujuan
menguntungkan atau menekan kerugian.
Suatu perusahaan membuang limbah ke
sungai demi menguntungkan diri sendiri
Pemakaian Dan Pengedaran Obat
Terlarang Serta Perkelahian Pelajar
Penyimpangan dalam bentuk pemakaian obat terlarang adalah
suatu penyimpangan dari nilai dan norma social dan agama. Penyalah gunaan
obat-obatan ini dapat menimbulkan kerusakan fisik dan mental seseorang.
Penyalah gunaan obat terlarang banyak terjadi di kalangan
remaja dikarenakan para remaja masih mengalami perkembangan emosi. Emosi yang
mereka punya belum stabil dan cenderung ingin mencoba, kepribadian yang
cenderung asocial (tidak memertimbangkan orang lain).
Perkelahian antarpelajar
sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota
besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau
perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang
menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok. Banyak korban
berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan
korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian
secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah
sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak
psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya
mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat. Hal ini
tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan sehingga dapat tercipta
suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.
Menurut Dr. Graham Baliane, kaum remaja lebih mudah
terjerumus dalam narkoba dikarenakan factor-faktor berikut :
Ø Ingin membuktikan keberanian dalam
melakukan tindakan berbahaya, seperti kebut-kebutan, berkelahi dan mengancam.
Ø Ingin menunjukan tindakan menentang
terhadap orang tua yang otoriter atau siapa saja yang dianggap tidak sepaham
dengan dirinya
Ø Ingin melepaskan diri dari kesepian
dan mendapat pengalaman emosional
Ø Ingin mencari dan menemukan arti
hidup
Ø Ingin mengisi kekosongan dan
kebosanan
Ø Ingin menghilangkan kegelisahan
Ø Solidaritas diantara kawan
Ø Ingin tahu dan iseng
Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup
Penyimpangan
dalam bentuk gaya hidup yang lain dari yang biasanya antara lain sikap
anorganisasi dan eksentrik.
E.
Bentuk-Bentuk Penyimpangan
Penyimpangan sosial dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat
berdasarkan pelaku penyimpangannya.
a.
Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1.
Penyimpangan
primer
Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan. Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
2.
Penyimpangan
sekunder
Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi. Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi. Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
b . Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1.
Penyimpangan
individu (individual deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain. Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
2.
Penyimpangan
kelompok (group deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan. Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena kelompok-kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut menyebabkan penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.
3.
Penyimpangan
campuran (mixture of both deviation)
Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya. Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.
F.
Sifat-Sifat Penyimpangan
Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan
sosial yang bersifat positif dan yang bersifat negatif.
a)
Penyimpangan
yang Bersifat Positif
Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu bentuk
penyimpangan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap dirinya maupun
masyarakat. Penyimpangan ini memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga
dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya masih belum umum atau
menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya, pada masyarakat yang masih
tradisional, perempuan yang melakukan aktivitas atau menjalin profesi yang umum
dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap,
sopir taksi, anggota militer dan lain-lain oleh sebagian orang masih dianggap
tabu. Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu emansipasi wanita.
b)
Penyimpangan
yang Bersifat Negatif
Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan penyimpangan
yang cenderung mengarah pada tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk
serta merugikan bagi pelaku dan juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif
dapat dilihat dari norma-norma atau nilai-nilai yang telah dilanggar.
Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding
pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif,
membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi, dan sebagainya.
G. Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di
masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat
pada umumnya.
1. Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si
pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga
membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa
di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
A.
Dapat mengganggu keamanan,
ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
B.
Merusak tatanan nilai, norma, dan
berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
C.
Menimbulkan beban sosial,
psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
D.
Merusak unsur-unsur budaya dan
unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan
sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun
terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula,
menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat.
Namun demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta
selalu membawa dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki
kontribusi positif bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi
penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi
hal-hal berikut ini.
a)
Perilaku menyimpang memperkokoh
nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.
b)
Tanggapan terhadap perilaku
menyimpang akan memperjelas batas moral.
Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.
c)
Tanggapan terhadap perilaku
menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.
Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.
d)
Perilaku menyimpang mendorong
terjadinya perubahan sosial.
Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.
H. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial
Berbagai upaya dapat dilakukan
untuk mencegah perilaku penyimpangan sosial dalam masyarakat. Upaya-upaya
tersebut dapat dilakukan dari berbagai lingkungan, baik itu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1. Di Lingkungan Keluarga
Upaya pencegahan perilaku
penyimpangan sosial di rumah memerlukan dukungan dari semua anggota keluarga,
baik keluarga inti maupun keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing
anggota keluarga harus mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta
saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga. Meskipun
keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan, namun orang tua
memegang peran utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya.
Hal ini dikarenakan orang tua merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan
dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya jika orang tua harus mampu memberi
teladan bagi anak-anaknya. Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan
penyimpangan sosial di lingkungan keluarga, orang tua dapat melakukan beberapa
hal, seperti berikut ini.
a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c. Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.
d. Selalu meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus mampu memberikan bimbingan atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
e. Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memberikan teguran atau bahkan hukuman jika anak bersalah dan bersedia memberikan pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik atau memperoleh prestasi.
f. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya.
a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c. Mengembangkan komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.
d. Selalu meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus mampu memberikan bimbingan atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
e. Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memberikan teguran atau bahkan hukuman jika anak bersalah dan bersedia memberikan pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat baik atau memperoleh prestasi.
f. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya.
Langkah-langkah tersebut
merupakan upaya yang dapat dilakukan orang tua agar tercipta suatu komunikasi
yang baik dengan anak, sehingga anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau
teladan, serta merasa memiliki arti penting sebagai bagian dari keluarganya.
2. Di Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan
pergaulan anak yang cukup kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan pendidik di
lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak untuk tidak melakukan
berbagai penyimpangan sosial. Berbagai hal yang dapat dilakukan guru selaku
pendidik dalam upaya mencegah perilaku penyimpangan sosial anak didiknya,
antara lain, berikut ini.
a. Mengembangkan hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya agar dapat tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.
b. Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d. Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.
e. Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
a. Mengembangkan hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya agar dapat tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.
b. Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d. Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.
e. Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Lingkungan pergaulan dalam
masyarakat sangat mampu memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam hal ini, perlu
tercipta lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat dijadikan tempat
ideal untuk membentuk karakter anak yang baik. Adapun hal-hal yang dapat
dikembangkan dalam masyarakat agar upaya pencegahan perilaku penyimpangan
sosial dapat tercapai, antara lain, berikut ini.
a.
Mengembangkan kerukunan antarwarga
masyarakat. Sikap ini akan mampu meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong,
dan kekompakan antarsesama warga masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat
tercipta kekompakan, maka perilaku penyimpangan dapat diminimalisasikan.
b.
Membudayakan perilaku disiplin
bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan
bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam belajar anak,
menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
c.
Mengembangkan berbagai kegiatan
warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian,
atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan kemampuan
masyarakat yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut dapat
diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku penyimpangan
sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akan merasa malu jika
melakukan tindakan penyimpangan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
I. Mengembangkan Sikap Simpati terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial
Para pelaku penyimpangan sosial memang sudah selayaknya mendapatkan hukuman dari pihak yang berwajib. Akan tetapi, jika para pelaku penyimpangan sosial tersebut masih dapat dibina, maka sebaiknya kita kembangkan sikap simpati terhadap para pelaku penyimpangan sosial tersebut. Sikap simpati adalah suatu sikap yang ditujukan seseorang sebagai suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada perasaan pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerjasama dengan pihak lain. Sikap simpati dapat ditunjukkan dalam bentuk perhatian, kepedulian, rasa ingin menolong, dan sebagainya. Perasaan simpati hanya akan dapat berlangsung dan berkembang dalam diri seseorang bila terdapat saling pengertian. Mengembangkan sikap simpati terhadap para pelaku penyimpangan sosial bukan berarti kita menyetujui perbuatan mereka. Sikap seperti ini justru dapat kita gunakan untuk menyadarkan perilaku mereka. Tentu saja cara penyampaiannya dilakukan dengan tutur bahasa yang santun dan tidak berkesan menggurui atau menghakimi. Cara-cara seperti ini pada umumnya lebih mengena dan dapat didengarkan oleh mereka, karena mereka merasa lebih dihargai. Contoh sikap simpati yang dapat kita kembangkan terhadap para pelaku penyimpangan sosial, antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
1.
Memberikan arahan berupa
contoh-contoh dan dampak negatif dari perbuatan menyimpang yang telah atau
biasa mereka lakukan, misalnya dampak negatif dari mabuk-mabukan atau berjudi.
Tentunya dengan bahasa yang bersahabat dan berkesan akrab.
2.
Menggali informasi tentang bakat
dan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku penyimpangan, kemudian memberi
motivasi agar mereka mau tergerak untuk mengembangkan kemampuannya ke arah
positif.
3.
Tetap memberikan kepercayaan
kepada mereka yang telah dicap sebagai pelaku penyimpangan dengan cara ikut
menyertakan mereka ke dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
4.
Turut serta dalam upaya
menyadarkan pelaku penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan
obat-obatan melalui pendirian pusat-pusat rehabilitasi atau
penyuluhan-penyuluhan tentang bahayanya.
Kesimpulan
Dari
teori-teori dan penjelasan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa penyimpangan
social terjadi akibat agen-agen sosialisasi yang saling bertentangan. Dan agar
suatu individu tidak terjerumus kedalam penyimpangan social maka sang individu
harus diberi penyuluhan dan bantuan dalam menjalankan kehidupannya. Seperti
keluarga dan masyarakat sekitar yang nantinya akan membentuk kepribadian sang
individu dan akan menjadikan sang individu itu sendiri tidak menyimpang
Tetapi
tidak semua penyimpangan itu buruk, beberapa penyimpangan berakibat baik bagi
kehidupan dan memajukan perekonomian. Seperti layaknya wanita karir, walau ia
melakukan penyimpangan tetapi penyimpangan yang ia lakukan bersifat positif dan
mampu diterima masyarakat dikarenakan perkembangan zaman.
Penyimpangan
social terjadi karena banyak factor, factor-fakror ini terjadi akibat perubahan
social yang diberikan oleh arus globalisasi yang kuat. Jika arus globalisasi
tidak terlalu kuat, kemungkinan perubahan social akan semakin berkurang.
Perubahan
social-pun dapat kita atur, seperti perubahan norma-norma yang lama dan
digantikan norma baru yang lebih otentik atau lebih baik. Seperti perubahan
norma adat istiadat oleh norma hokum yang lebih kuat dan lebih teroganisir,
walau hokum diIndonesia tidak terlalu kuat, tetapi hokum diIndonesia dapat
sekiranya mengadili yang bersalah.
Tugas
kita dimasa depan adalah menjaga agar generasi yang lebih baru tidak terjerumus
penyimpangan social yang negative. Dan berusaha agar Keadilan diIndonesia lebih
ditegakkan dari sekarang.
Daftar Pustaka
Maryanti,
Kun. Suryawati, Juju. 2004. Sosiologi SMA Kelas X . Jakarta : esis
0 Komentar